Dukung Transisi Energi, Bungasari Resmikan PLTS Atap Pabrik Tepung Terigu Terbesar di Indonesia
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 12 Desember 2022 11:37
- Diterbitkan pada Senin, 12 Desember 2022 11:37
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 1147
- 12 Des
PT Bungasari Flour Mills Indonesia, produsen tepung terigu, menunjukkan komitmen mendukung transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Hal itu ditandai dengan diresmikannya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di pabrik Bungasari Medan, Sumatera Utara (Sumut), pada Selasa (22/11/2022).
PLTS Atap Bungasari Medan berkapasitas 2.4 megawatt-peak, tercatat sebagai yang terbesar di Sumut sekaligus terbesar pada kategori pabrik tepung terigu di Indonesia. Bungasari Flour juga tercatat menjadi salah satu pelopor pembangunan PLTS Atap pabrik di Tanah Air.
Menurut Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya, peresmian PLTS Atap Pabrik Bungasari Medan sekaligus menandai peluncuran proyek "Bungasari Hijau untuk Negeri" yang berorientasikan pada EBT. Ada 3 proyek "Bungasari Hijau untuk Negeri", yaitu PLTS Atap Bungasari Medan, instalasi Absorption Chilller yang merupakan proyek Waste Heat Conversion serta proses Sertifikasi Industri Hijau yang berorientasi ramah lingkungan, di pabrik Bungasari di Cilegon, Banten.
Ketiga proyek tersebut merupakan wujud komitmen perseroan untuk mendukung transisi energi yang didorong pemerintah, sekaligus upaya untuk mencegah global warming yang mengancam lingkungan. "Bungasari mendukung transisi energi dan upaya pemerintah menuju pencapaian target nol emisi pada 2060 dengan mendorong penggunaan EBT sebagai sumber pasokan energi. Sudah saatnya para pelaku industri di Tanah Air melakukan transisi menuju energi hijau guna mengurangi efek global warming yang menggancam ketahanan pangan," ujar Budianto, dalam keterangan, Kamis (24/11/2022).
Budianto mengungkapkan, upaya Bungasari melakukan transisi energi di pabrik di Medan terlaksana berkat kerja sama dengan PT Xurya Daya Indonesia, startup nasional penyedia jasa pembangunan PLTS atap. Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp3 miliar per tahun. Produksi energi listrik bersih tersebut juga setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter).
Selain itu, dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, Bungasari juga melakukan penghematan yang sebanding dengan penghematan emisi atas 14.704 kendaraan roda empat. Kemudian mendorong ekonomi hijau dengan perbandingan penanaman pohon sejumlah 881.414 pohon. Selain menjalankan program EBT, Bungasari juga melakukan pemanfaatan energi gas buang yang bersumber dari gas engine di pabrik Cilegon. Proyek ini akan memberikan manfaat penghematan energi listrik sejumlah 824.000 kWh per tahun atau kira-kira setara dengan jejak karbon (carbon foot-print) sejumlah 570 ton karbon dioksida per tahun. "Melalui pemanfaatan gas buang selama setahun, Bungasari dapat menghemat biaya listrik hingga Rp3,15 miliar,” ujar Budianto. Turut hadir dalam rangkaian peluncuran "Bungasari Hijau Untuk Negeri" dan peresmian PLTS Atap Bungasari Medan, antara lain Presiden Komisaris PT Bungasari Flour Mills Indonesia Grant Lutz, Owner dan Founder FKS Group Edy Kusuma , Managing Director Malayan Flour Mills Teh Wee Chye, Wakil Bupati Deli Serdang, HM Ali Yusuf Siregar, dan Kepala Bidang ESDM Sumut Neftiana Awalia Sitepu. *PB (Sumber: Bungasari).