Tantangan Dari Serbuan Produk ASING
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Rabu, 30 September 2009 19:41
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 5912
- 30 Sep
Lebih dari 90 persen produk yang dipamerkan dalam pameran empat hari itu adalah produk dari mancanegara, baik yang diusung oleh produsen dari negara asalnya maupun yang ditampilkan oleh supplier/distributor lokal. Beberapa di antara produsen dari mancanegara memperkenalkan produk-produk baru ke pasar Indonesia, dan menawarkan peluang kepada pengusaha lokal untuk menjadi distributor produk-produk itu. Termasuk beberapa pabrikan dari Taiwan yang menawarkan peluang menjadi distributor beberapa produk makanan ringan, di antaranya Royal Family Food Co. Ltd. yang menawarkan produk mochi dengan sekitar 100 pilihan citarasa.
John F. Wei, Manager Trade Department Royal Family Food Co. Ltd amat yakin produknya bakal diterima pasar di Indonesia. Karena jenis makanan tradisional China yang satu ini amat disukai terutama oleh warga keturunan Tionghoa di sini.
Tawaran juga datang dari negara jiran, Malaysia. Di antaranya, tawaran untuk menjadi distributor produk bahan minuman cokelat siap seduh. Maklum, bukan semata karena Indonesia adalah pasar yang besar, tapi juga lantaran kapasitas industri
di Malaysia umumnya melebihi daya serap penduduknya yang hanya berjumlah sekitar 26 juta jiwa.
Dari Singapura, hadir produk dark chocolate, milk chocolate, white chocolate dengan brand Theys Chocolate. Produk ini sudah ada distributornya di Indonesia, yang melakukan promosi besar-besaran melalui ajang FHI 2009. Ketika beberapa supplier cokelat di Indonesia memilih “tiarap”—tidak ambil bagian di FHI 2009--Theys tak hanya membuka stan di sini, tapi juga menggelar demo chocolate decorating setiap hari selama berlangsungnya pameran. Demonstrator cokelat kawakan Yongki Gunawan dihadirkan di arena pameran, untuk mendemokan beragam aplikasi cokelat Theys. Demo ini membuat stan Theys selalu dikerubungi pengunjung, terutama dari kalangan ibu rumah tangga.
Johanes Wijaya, Sales Associate Theys Chocolate, juga menyuarakan optimisme bahwa produk yang mereka hadirkan bakal disambut pasar Indonesia, baik dari kalangan pengusaha makanan berbahan cokelat maupun kalangan end-user. “Karena sudah banyak orang Indonesia yang mengerti bahwa cokelat yang bagus dan aman untuk kesehatan bukanlah cokelat yang manis—tetapi yang agak pahit seperti cokelat dari jenis couterture yang ditawarkan Theys.”
Optimisme itu senada dengan keyakinan beberapa supplier ingridien untuk industri makanan di Indonesia bahwa pasar mereka akan tetap tumbuh, sekalipun di bawah tekanan krisis global. “Tahun ini industri food service dengan sasaran konsumen kalangan menengah-atas di Indonesia akan tetap tumbuh, meskipun yang menyasar konsumen kalangan menengah-bawah cenderung turun,” kata Denny Ardiwinata, Channel Managerg Fontera Foodservices kepada Pastry & Bakery di arena FHI 2009.
Einar V. Peetosutan, National Foodservice Department Head PT Nirwana Lestari, supplier ingredien dengan andalan varian produk cokelat merek Tulip, juga mengungkapkan bahwa industri makanan di Tanah Air tahun akan tetap tumbuh, meski tidak secerah tahun lalu.
Namun, bagi pelaku usaha yang mengusung produk lokal, peluang tumbuh itu ada di bawah dua tekanan sekaligus: krisis