Ajang Pertemuan Industri Makanan Jepang dan Dunia
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Senin, 15 April 2013 22:07
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 4825
- 15 Apr
Foodex yang berlangsung setiap tahun di kota Tokyo, Jepang merupakan ajang pameran produk makanan, baik bahan-bahan makanan yang dihasilkan dari dalam negeri Jepang maupun dari luar negeri.
Produk-produk pangan yang dipamerkan lebih banyak untuk dikonsumsi masyarakat Jepang, seperti beras, berbagai jenis produk laut, olahan laut, teh, kopi, hingga aneka sayuran dan buah-buahan. Bagi penggemar masakan Jepang, masuk ke area Foodex bagaikan sebuah surga berbagai makanan Jepang.
Pastry&Bakery berkesempatan menghadiri Foodex Japan 2013 atas undangan PT Lumbung Nasional Four Mill (PT.LNFM). PT.LNFM sendiri mengadakan acara Bakery Appreciation Tour 2013, yaitu penghargaan kepada pelanggan dan pengguna setia produk-produk tepung terigu PT.LNFM. Pameran ini dihadiri sekitar 2.500 peserta pameran dari 66 negara. Pameran yang berlangsung 5 – 8 Maret 2013 di Makuhari Messe ini mempunyai peraturan yang cukup tegas, yaitu tidak mengijinkan pengambilan photo maupun video. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan dari pengunjung yang hadir di pameran untuk mencontek ide-ide atau membuat suasana yang kurang nyaman di antara peserta pameran maupun pengunjungnya. Masyarakat Jepang sangat menghargai privacy, jadi penyelenggara pameran sungguh-sungguh menjalankan larangan untuk mengambil gambar, salah satu pencegahannya dengan memeriksa tas dari pengunjung sebelum memasuki arena pameran. Meskipun bisa memperoleh mengambil gambar, Pastry&Bakery masih merasa kesulitan karena beberapa peserta memang tidak berkenan diambil dokumentasinya.
Bangga Makanan Lokal
Foodex 2013 mengambil tempat di Hall 1 – 8 Makuhari Messe, Chiba - Tokyo, merupakan tempat berkumpulnya supplier/calon supplier bahan baku industri makanan di Jepang. Terbatasnya sumber daya dan tingginya permintaan suplai bahan baku makanan menjadikan ajang pameran ini terasa gempita dengan aneka produk makanan khas Jepang. Secara keseluruhan, pameran ini dibagi menjadi dua zona, yaitu Japanese Exhibition Zone dan International Exhibition Zone. Sesuai dengan namanya, Japanese Exhibition Zone yang terentang antara Hall 5 hingga Hall 8 menyajikan berbagai produk-produk lokal dalam negeri Jepang. Sebagai pengonsumsi beras, Jepang adalah surganya beras berkualitas. Dalam zona ini, seringkali kita temui stand-stand penyedia beras berkualitas. Wangi khas nasi ditanak berpadu tekstur beras Jepang yang sedikit lengket namun menampilkan detail bulir-bulir cantik dibagikan kepada pengunjung untuk dicicipi. Tak hanya beras Jepang saja, ada pula aneka sake, yaitu minuman keras yang terbuat dari beras dan berbagai bumbu-bumbu khas Jepang. Produsen tepung terigu juga memamerkan rangkaian produk mie untuk ramen dan udon. Demo atraksi membuat udon atau ramen menjadi salah satu cara menarik pengunjung. Membuat udon dan ramen merupakan salah satu keahlian khusus, karena memiliki trik-trik tersendiri dan dikerjakan oleh ahli pembuat udon/ramen. Intinya, masyarakat Jepang sangat bangga dengan kulinari dari dalam negeri. Mereka berusaha memberikan produk terbaik bagi konsumen lokal. Pada International Exhibition Hall, terdapat gelaran stand dari negara-negara peserta Foodex 2013. Lebih dari 66 negara membuka stand yang memamerkan berbagai produk unggulan masing-masing negara. International Exhibition Hall merupakan bentuk dari Foodex Japan untuk mengaktifkan business-match meeting system dan memberikan jembatan antara industri makanan di Jepang dengan pelaku industri makanan seluruh dunia. Peserta internasional sendiri selain diberangkatkan oleh kementerian industri masing-masing negara adapula dari negara-negara yang disupport oleh JETRO (Japan External Trade Organization) dengan menampilkan stand-stand dengan produk makanan yang belum dikenal baik oleh pasar Jepang, seperti Burkina Faso, Mautirius, atau Bosnia dan Herzegovina.
Kenalkan Produk Bagi Pasar Jepang
Produk-produk Indonesia juga disukai oleh pasar Jepang. Anjungan Indonesia cukup menyolok di antara peserta luar negeri lainnya. Hal itu disebabkan penataan yang menarik dan pemilihan warna merah dengan ornamen ukiran khas Indonesia. Selain biji kopi, saat ini Indonesia memasukkan beberapa produk makanan seperti mie instant, permen jahe, hingga temulawak untuk minuman kesehatan. Salah satu produk pameran dari stand Indonesia yang cukup menarik adalah Think Wood, wadah-wadah dari kayu sengon (Falcata Tree) asal JawaTimur. Wadah khusus untuk pangan ini selain masuk ke pasaran Asia, juga dicari oleh pasar Eropa. Selain akrab dengan alam, juga mudah didaur ulang, maka produk ini banyak disukai oleh pasar Jepang. Kayu dipilih sebagai alternatif kemasan non plastik atau kertas. Materinya bukan berasal dari sisa-sisa bahan baku maupun bubur kayu. Selain aman untuk makanan karena diproses dengan bahan-bahan foodgrade, kemasan dari kayu ini juga tahan panas microwave, anti minyak dan air, tanpa mengorbankan kualitas dan penampilan. Sayangnya produk Think Wood memang diperuntukkan bagi pasar ekspor. Produk Think Wood yang ramah lingkungan belum ditujukan bagi pasar lokal di Indonesia karena harga produksi cukup tinggi membuatnya belum bisa mengimbangi harga produk kemasan yang sudah terbiasa dipergunakan selama ini di pasar Indonesia.