UKM Bogasari Berbagi Siasat Hadapi Kenaikan
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Jumat, 22 April 2022 11:51
- Diterbitkan pada Jumat, 22 April 2022 11:51
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 1255
- 22 Apr
Sudah menjadi rahasia umum harga berbagai bahan pokok dan energi naik. Bahkan kenaikan ini bisa berlanjut, mengingat perang antar Rusia dan Ukraina yang tidak jelas kapan berakhir. Dampak perang kedua negara ini secara global cukup besar.
Rusia dikenal sebagai sebagai lumbung komoditas dunia. Negara ini merupakan penghasil gandum ketiga terbesar di dunia. Pun halnya Ukraina, merupakan pengimpor gandum nomor dua ke Indonesia. Memang masih ada beberapa negara lain penghasil gandum, seperti Australia, Brasil, Argentina, Kanada, dan India. Namun akibat perang Rusia-Ukraina pasti sangat berdampak terhadap harga.
Rusia merupakan penghasil minyak terbesar kedua di dunia dengan produksi 10,5 juta barel per hari, penghasil batu bara terbesar kelima di dunia dengan produksi sebesar 8,37 juta ton. Negara ini juga penghasil gas alam terbesar kedua dunia dengan produksi 638,5 juta metrik kubik, sekaligus pemilik cadangan nikel terbesar ke-5 di dunia.
Kesimpulan yang bisa diambil perang mengakibatkan kenaikan harga berbagai kebutuhan termasuk gandum. Semua berharap dan berdoa agar iklim cukup baik sehingga panen gandum negara-negara lainnya bagus dan stok gandum dunia mencukupi sehingga tidak timbul masalah tambahan.
“Jadi mohon maaf, kalau harga tepung terigu sudah pasti naik. Bahkan sudah sebelum perang, karena adanya gagal panen gandum di beberapa negara penghasil utama seperti Australia dan Kanada pada tahun lalu. Faktor lain adalah kurs dollar dan kenaikan minyak dunia yang menjadi bahan bakar transportasi laut. Sejak Juli tahun lalu sudah saya sampaikan pasti ada kenaikan,” jelas Franciscus Welirang, Kepala Divisi Bogasari dalam acara Forum Komunikasi (Forkom) Paguyuban dan UKM Mitra Bogasari, Selasa, (29/03/2022).
Pertemuan Forkom Paguyuban dan UKM Mitra Bogasari yang digelar secara virtual melalui aplkasi Zoom’s Meeting ini merupakan yang ke-5 sejak Indonesia dilanda pandemi. Dalam setiap pertemuan Forkom secara virtual selalu ada topik yang dibahas. Topik Forkom kali ini adalah “Perkembangan Kondisi Global dan Menyikapi Kenaikan Harga bagi Pelaku Usaha UKM” yang dihadiri 73 UKM Mitra Bogasari dari 44 paguyuban.
Para UKM dan paguyuban ini berasal dari pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Diantaranya Gajah Mungkur, Angso Duo Jambi, Mie Tunggal Rasa Cirebon, Mie Tunggalrasa Tegal, Sukaboga Sukabumi, Tunggalrasa Garamiro Jakarta, Mie Kempal Palembang, BLA Malang, Pamas Surabaya, Putra Molen Semarang, BLC Samarinda dan masih banyak lagi. Dari kesaksian sejumlah ketua paguyuban, para UKM bersyukur bisa bertahan hadapi pandemi dan kenaikan harga belakangan ini. Beragam cara dilakukan, termasuk membangun kesepakatan bersama dengan UKM Mie Ayam untuk tidak menaikkan harga seperti yang diakui Warseno, Ketua Paguyuban Mie Purwasuka (Purwakarta, Subang dan Karawang).
Komitmen menjaga daya beli pelanggan juga dilakukan para UKM Mie Ayam di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Mereka lebih memilih mengurangi marjin keuntungan daripada harus menaikkan harga. “Kami harus mengerti kondisi daya beli pelanggan. Kita mengurangi untung sedikit demi kelancaran usaha,” ucap Parmu, Ketua Paguyuban Mie Ayam Surabaya (PAMAS) dan peraih penghargaan “50 UKM Berpengaruh” dalam Bogasari SME Award 2021.
Hal senada diutarakan para UKM dari berbagai daerah yang hadir di acara Forkom ini. Yuni, pemilik usaha Cake Salakilo asal Balikpapan akan sangat hati-hati bila harus melakukan kenaikan harga apalagi memasuki Ramadhan. Wanita pengusaha yang berhasil memadukan komoditi pertanian lokal buah salak dengan terigu dan menjadi oleh-oleh khas terkenal asal Balikpapan ini sangat yakin dengan kualitas terigu Bogasari. “Kami para UKM yang di Kalimantan berharap pandemi ini segera berakhir sehingga bisa melihat langsung pabrik Bogasari yang di Jakata atau Surabaya,” harap Yuni yang juga meraih penghargaan “50 UKM Berpengaruh” dalam Bogasari SME Award 2021.
Direktur Indofood dan Kepala Divisi Bogasari Franky Welirang sangat menghargai dan mengagumi berbagai langkah keputusan yang diambil para UKM dalam menyikapi kenaikan harga bahan termasuk terigu. Namun Franky menegaskan bahwa kenaikan harga terigu Bogasari akan bertahap guna menyesuaikan kemampuan pasar, apalagi akan memasuki bulan Ramadhan.
“Tapi yang pasti, di tengah situasi perang Rusia-Ukraina, stok gandum Bogasari aman dan sangat mencukupi kebutuhan mitra Bogasari. Bahkan kami akan berusaha untuk menjaga ketersediaan kebutuhan terigu para UKM dan bisa didapat langsung dari Bogasari. Intinya kita akan bertahan dan terus tumbuh bersama UKM,” ucap Franky.
Ia menegaskan, kehadiran Bogasari yang sudah selama 50 tahun bukanlah sebagai pedagang tapi sebagai industri tepung terigu. “Jadi kami memiliki prinsip terhadap harga tidak asal banting harga naik dan turun. Jadi walaupun harga di dunia sedang naik, kami akan memonitor stok kami ada berapa, dan bagaimana kami memberikan pelayanan yang terbaik. Ingat, yang bisa mengubah harga tepung terigu itu hanya 2, yaitu panen gandum dan kurs rupiah dollar,” tegasnya.
Di akhir acara, Bogasari menyampaikan selamat memasuki bulan suci Ramadhan. Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1443 H. Lancar dan barokah. (RAP). *PB (Sumber: Bogasari).