Mengintip Hong Kong Food Expo 2010
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Selasa, 14 Desember 2010 16:51
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 5438
- 14 Des
Hong Kong agaknya tidak puas dengan salah satu ikon surga belanja sekaligus bisnis. Bekas koloni Inggris ini juga berusaha menjadi salah satu pusat makanan di dunia. Tak berlebihan memang, 12-16 Agustus silam, mereka baru saja menggelar sebuah event tahunan bertajuk Hong Kong Food Expo 2010.
Acara ini diikuti lebih dari 1500 vendor dari 10 negara, mulai China, Jepang, Korea, Thailand dan sebagainya serta Hong Kong sebagai tuan rumah. Untuk kenyamanan acara tersebut, Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) menyediakan ruangan seluas 25.820 meter persegi.
Tak hanya itu, acara ini juga diselenggarakan bersama dua event berbeda yang tidak kalah penting. Pertama, International Conference & Exhibition of the Modernization of Chinese Medicine & Health Products-sebuah pameran perkembangan produk kesehatan China. Serta Hong Kong International Tea Fair-yaitu pameran teh berkualitas dari China dan produk pendukungnya.
“Kami ingin agar semua pengunjung maupun buyer yang datang di pameran ini mendapatkan segala hal yang berkaitan dengan dunia makanan dan segala perlengkapannya. Tentu saja makanan yang sesuai dengan standarisasi kesehatan WHO,” ungkap Joe Kainz Corporate Communication Manager HKTDC, saat menjawab pertanyaan Pastry&Bakery tentang penyelenggaraan pameran yang waktunya diselenggarakan secara bersamaan tersebut.
Saat memasuki pameran, setiap pengunjung langsung disuguhi suasana meriah, plus ribuan item produk makanan. Maklum, dengan lebih dari 10 ribu pengunjung maupun eksibitor setiap harinya, tentu saja pameran bisa disebut lebih mirip pasar malam. Suasana penyelenggaraan pameran jauh dari kesan sumpek dan panas. Penyelenggara telah membagi seluruh peserta pameran berdasarkan zona-zona khusus. Tujuannya agar tidak saling ‘bertabrakan’ serta saling melengkapi satu sama lain. Misalnya produk bakery, biscuit, cokelat dan sejenisnya tidak didekatkan dengan produk olahan sea food maupun sayuran dan sejenisnya.
Mengawinkan Yoghurt dan Buah Tropis
Sesuai dengan tema pameran, yaitu “Delicious and Healthy Food For Better Future” (Makanan yang sehat sekaligus sehat untuk masa depan yang lebih baik), para produsen agaknya ingin agar produk mereka tidak dianggap sebagai junk food. Salah satunya stand Magic Yoghurt.
Memang, produk ini masih mengusung yoghurt yang diklaim memiliki sederet keunggulan untuk kesehatan. Namun, Chow Fan Fua, Marketing Manager Magic Yoghurt, mereka ingin menampilkan kemasan yoghurt yang lebih sehat, sekaligus belum pernah ada di tempat lain dengan mengawinkan yoghurt dengan aneka buah-buah segar.
Agar menarik perhatian pengunjung, display sengaja dibuat menarik. Salah satu caranya, pengunjung dipersilahkan memilih aneka buah-buahan tropis yang ada di sebuah lemari pendingin. Pilihannya bermacam-macam, ada jeruk, anggur, marquissa, blewah, strawberry, plum, blueberry, bahkan salak.
Dengan hanya membayar HK$ 20 dollar (sekitar Rp 25 ribu) untuk setiap cup, para pengunjung bisa memilih buah-buahan segar tersebut secara langsung. Kemudian buah-buahan tersebut diolah di dalam sebuah mesin bernama Magic Yoghurt Blender (semacam pembuat es krim instan, Red.). Hanya dalam hitungan sekitar 20 detik, pengunjung bisa menikmati yoghurt bercitarasa buah yang bentuknya seperti es krim. Saat dicicipi, rasanya cukup unik, yaitu paduan yoghurt yang lembut, namun memiliki cita rasa buah yang segar. “Ini adalah salah satu alternatif pengganti es krim. Artinya kami sudah memprediksi suatu saat es krim dengan bahan dasar susu akan bosan di lidah pelanggan. Apalagi beberapa waktu terakhir, es krim konvensional tersebut dianggap memiliki kandungan lemak yang tinggi,” ujar Chow Fan Fua. Chow juga menyebut, antusias pasar juga terbukti dengan banyaknya permintaan stock untuk pelanggan. Contohnya, dalam dua hari pameran saja, pihaknya bisa menghabiskan 200 liter yoghurt segar plus ratusan kilogram buah segar.
Mengusung makanan sehat itulah yang ingin diusung Magic Yoghurt. Misalnya dari daftar kandungan gizi, mereka mengklaim 97 persen produknya bebas lemak. Plus setengah kalori lebih kecil dibandingkan es krim berbahan dasar susu. “Ini juga bisa dimodifikasikan dengan kue maupun cake seperti halnya ice cream cake. Namun, yoghurt bisa lebih lama bertahan di suhu udara, karena tidak mudah leleh seperti es krim. Tentu saja lebih sehat,” imbuh Chow Fan Hua. Bagaimana dengan peluang di Indonesia? Ini yang agaknya bisa jadi keunggulan.
Kerupuk Udang Indonesia
Diantara ribuan produk makanan yang dipamerkan tersebut, rupanya masih terselip salah satu kebanggaan. Pasalnya kerupuk udang dari Indonesia juga menjadi salah satu favorit di sana. Terbukti stand yang menjual makanan kering ini selalu dibanjiri pelanggan.
“Orang Hong Kong maupun RRC sangat menggemari kerupuk udang dari Indonesia, karena rasanya lezat. Namun, untuk mendapatkan kerupuk yang sesuai dengan standar kesehatan di sini, kami memesan udang khusus dari Maluku serta semua kerupuk harus digoreng dalam minyak rendah lemak,” ungkap Yuk Wo Ming, Manager Marketing Hong Sing Ltd, impotir kerupuk udang dari Indonesia.
Bakery Sehat
Tema makanan sehat juga menyentuh dunia dunia pastry dan bakery. Salah satunya diwakili oleh Hong Kong Professional Bakery and Confectionary Vocational Training Center. Mereka ingin menampilkan tema makanan sehat melalui anak-anak. Salah satunya dengan membuat aneka kreasi cupcake. Menurut Grace Lui, Customer Service Officer Hong Kong Profesional Bakery and Confectionary Vocational Training Center, tema makanan sehat memang sengaja dimulai dari anak-anak. “Ketika anak-anak mulai gemar dengan makanan, kita ajak mereka untuk terlibat langsung dalam pembuatan bakery yang disukai oleh mereka. Dalam hal ini cupcake cukup diminati, dan mereka cukup antusias. Bila anak-anak suka makanan yang sehat, tentu orang tua mereka akan ikut,” imbuhnya
Grace menyebutkan, salah satu cara menuju bakery sehat dengan mempergunakan gula rendah kalori sebagai bahan dasar confectionary. Termasuk memilih pewarna makanan yang telah mendapat rekomendasi dari Food Safety and Environmental Hygiene Legislative Council of the Hong Kong SAR. Pihak Departemen pengawasan dan higenitas makanan dari Hong Kong juga telah bekerja sama dengan pihak FDA (Food and Drug Association) dari Amerika Serikat untuk memberikan daftar secara berkala tentang bahan makanan yang aman untuk segala usia, khususnya anak-anak.
Khusus untuk pembaca Pastry&Bakery, Grace juga memberikan sedikit bocoran tentang trend confectionary dan cake decorations yang sedang naik daun di Hong Kong. Salah satu koleksi mereka adalah tema Flower Look untuk wedding cake. Kreativitas para cake artist dari Hong Kong Profesional Bakery, bagai taman bunga yang indah lewat aneka kreasi bunga seperti rose, lily, carnation serasa berada di taman yang sebenarnya yang hadir dalam suguhan cake yang lezat sekaligus sehat untuk dikonsumsi. Karena mempergunakan bahan dasar gula maupun pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi. “Banyak tuntutan dari pelanggan, agar hiasan cake maupun confectionary untuk cake tidak hanya cantik, namun bisa dikonsumsi. Inilah yang menjadi tantangan kami, mengingat masih ada beberapa cake house yang menggunakan bahan gum paste yang pewarnanya tidak aman. Untuk itulah kami ingin menampilkan sajian yang lezat, cantik sekaligus sehat,” pungkas Grace. P&B/Rio Chan, foto-foto: Rio Chan