SISKA LINGGADJATI BERANI PASANG HARGA
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Rabu, 03 November 2010 18:38
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 9628
- 03 Nov

Bisnis yang mendukung dunia baking tak hanya menyediakan peralatan dan bahan-bahannya saja. Jika Anda jeli, bisa jadi ada bisnis pendukung lainnya yang sama pentingnya dengan penyedia peralatan dan bahan-bahannya. Melihat peluang yang masih terbuka lebar, Siska Linggadjati sejak 12 tahun lalu memberanikan diri memilih bisnis membuat aneka kreasi dari gumpaste. Tak hanya bunga-bunga sebagai topper wedding cake, Siska yang mempergunakan label Green Ivy untuk produk-produknya juga menyediakan kreasi gumpaste maupun clay untuk produk-produk pelengkap kebutuhan cake decoration.
Sejak dulu, Siska memang menyukai bunga, bahkan ia sempat bercita-cita selepas melepas masa lajang dan memiliki anak, Siska akan meninggalkan pekerjaan kantor dan memulai bisnis florist. Begitu ia mengenal bunga gumpaste, Siska langsung banting stir. “Saya ikut berbagai kursus, salah satunya mengikuti kelas yang diadakan oleh Yongki Gunawan. Setelah selesai ikut kursus membuat cake, pudding dan lain-lain, saya ikut kelas kreasi bunga gumpaste. Dari kelas tersebut, saya merasa cocok. Berbeda dengan kelas cooking atau baking, seni membentuk bunga dari gumpaste sebagai ornamen penghias cake sangat menantang diri saya. Selain itu Yongki Gunawan juga memberikan dorongan untuk memilih berkarya dengan bunga gumpaste,” jelas Siska membuka pembicaraan dengan Pastry&Bakery di kediamannya sekaligus workshop Green Ivy.
Berani Pasang Harga
Bertempat di samping rumahnya di kawasan Karawaci, Siska dengan support sang suami memulai usahanya. “Awalnya saya hanya mencoba merekrut lima orang pegawai. Saya ajari seluk beluk mengenai gumpaste. Sejak pembuatan adonan gumpaste hingga menjadi kreasi bunga aneka jenis dan bentuk,” kenang Siska.
Jerih payah Siska ternyata terbayar dengan mulai memberanikan diri menawarkan hasil karyanya ke berbagai toko bahan kue di Jakarta. Salah satunya, PD Rossy, “almamater” Siska belajar bunga gumpaste. Karena kerapihan dan kuat dengan detail bunga, produk Green Ivy bisa melenggang memasuki pasaran bunga gumpaste di berbagai TBK yang ternama di Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Palembang. “Masalahnya tidak semua TBK mau menerima harga bunga gumpaste yang saya tawarkan. Hanya beberapa TBK yang memang berani menjual dengan harga tinggi dibandingkan dengan produksi bunga gumpaste serupa. “Saya berani mematok harga tinggi, karena kualitas yang saya berikan jauh lebih baik. Saya bermain dengan detail dan warna,” jelasnya tanpa nada sombong.
Kecantikan bunga gumpaste karya Siska ternyata tak saja disukai oleh bakery-bakery ternama di kota-kota besar di Indonesia. Karyanya banyak disukai oleh beberapa bakery maupun perorangan di negara Singapura hingga Australia. “Biasanya mereka (pembeli dari luar negeri) membeli bunga gumpaste dibawa hand carry di pesawat untuk menghindari kerusakan. Sempat juga ada pengusaha Singapura yang ingin membeli dalam partai besar. Bukannya saya tidak mau atau tidak sanggup, tapi saya menolak karena tidak ada kesesuaian harga,” tegas ibu satu anak ini.
Peduli Lingkungan
Saat ini Siska tak hanya mempergunakan lima orang pegawai, namun sudah bertambah menjadi tiga kali lipat. Dengan bertambahnya pegawai, tak hanya meringankan pekerjaannya. “Dulu sewaktu masih dengan sumber daya yang terbatas, kala ada order besar harus sampai lembur-lembur,” ujar wanita yang murah senyum ini.
Siska mengaku ingin lebih maju lagi. “Terutama untuk pekerja saya, kasihan kalau saat sepi order mereka terpaksa diistirahatkan. Saya ingin tidak hanya mengerjakan bunga gumpaste saja atau pernak-pernik bayi untuk hiasan cake, tapi bisa merambah ke bahan clay dan membuat kreasi dekorasi. Saat ini masih dalam produksi terbatas, saya mulai membuat hiasan untuk tutup stoples dan hiasan topper wedding cake sesuai pesanan,” terang Siska.
Dalam merekrut pegawai, sejak awal Siska sangat peduli lingkungan sekitarnya. Siska berusaha mencari pegawai yang tinggal di sekitar rumahnya yang asri di Karawaci. “Melalui bisnis ini saya berharap bisa membantu masalah perekonomian masyarakat kurang mampu di wilayah sekitar saya,” ujar Siska menutup perbincangan sore itu. P&B/Rika Eridani, foto-foto: Brian Binar Putra