fbpx

Peluang Manis Bisnis Donat

Bambang Subagio Hadiwidjojo melakukan riset mengenai peluang bisnis donat di beberapa titik di Jakarta pada awal 2008. Salah satu temuan dalam risetnya, donat diminati semua segmen: dari kalangan bawah hingga high class, dan bukan produk musiman.
Dengan dukungan hasil risetnya, Bambang mengembangkan usaha waralaba Double Dipps Donuts & Coffee. “Modal awalnya sekitar Rp 200 juta,” ungkap pria berumur 40-an tahun ini. Ia menggunakan
uang sejumlah itu untuk mematenkan brand bisnisnya, dan membuka tiga gerai di Jakarta: di Mal Golden Truly, Jakarta Pusat, Rasuna Office Park (Jakarta Selatan); dan La Piazza

Varian unik
Agar bisnisnya punya daya saing lebih kuat, Bambang mengembangkan varian donat yang berbeda dibanding yang ditawarkan kompetitor. “Dengan harga yang terjangkau oleh lebih banyak konsumen,” tambahnya.
Bambang juga mengembangkan faktor pembeda lainnya. “Donat kami berkadar gulanya lebih rendah dibandingkan yang ada di pasaran.” Di samping itu, ia menawarkan donat dengan citarasa gurih, di antaranya Rich Cheese  dan Wonderful Chocheese. Sesuai namanya, Rich Cheese kaya citarasa keju. Wonderful Chocheese merupakan hasil kombinasi keju dan cokelat, menghasilkan perpaduan citarasa gurih, manis, dan cenderung bitter.
     Yang menguatkan perbedaannya dibanding kompetitor, Double Dipps menciptakan donat ber-filling daging pipih seperti hamburger. Yakni Meatloaf Mayonnaise, dan Hot Chicken Peace.
    Harganya mulai Rp 5 ribu per pieces. Untuk pembelian per kemasan karton isi ½ lusin donat, Rp 25 ribu. Per kemasan isi 1 lusin, Rp 45 ribu. Sedangkan harga produk minumannya antara Rp 6.000 hingga Rp 10.000. “Segmen pelanggan kami adalah kalangan menengah ke atas,” tandas Bambang yang perpenampilan enerjik.

BEP dalam 18 bulan
Anda bisa memiliki salah satu outletnya, sebagai mitra waralaba Double Dipps. Dengan empat pilihan tipe kemitraan:  Tipe Kiosk dengan luas lantai outlet 6-7 m2, Tipe Island (9-10 m2), Mini Café (25-30 m2), dan Café (50-60 m2). Investasinya antara Rp 80 juta  (Kiosk)  hingga Rp 275 juta (Café).
    Bisnis ini menawarkan margin keuntungan 60 %, dengan keuntungan bersih antara Rp 4,8 juta per bulan (Kiosk), hingga Rp 12,6 juta per bulan (Café). Break Event Point (BEP) tercapai dalam tempo antara 17 bulan (Kiosk) hingga 22 bulan (Café).
      Menurut Bambang, mitra hanya dikenakan royalti fee sebesar 2% dari total pemasukan setiap bulannya, dan itupun dibayar setelah beroperasi satu tahun. Sedangkan untuk mendapatkan lisensi brand Double Dipps Donuts & Coffee, mitra hanya perlu membayar 25% dari total investasi dan berlaku selama 5 tahun. “Dengan serangkaian keringanan bagi mitra kami, jumlah outlet Double Dipps tumbuh cepat,” tandas Bambang.
       Saat ini terdapat 40 gerai mitra Double Dipps di Jabodetabek. Agar sesama mitra tidak saling berebut pangsa pasar, principal menetapkan hanya boleh ada satu outlet Double Dipps di tiap mal. Untuk lokasi di gedung perkantoran, jarak antar gedung di mana terdapat outlet Double Dipps sekurang-kurangnya 100 meter. Dan untuk lokasi di komplek perumahan atau rukan, jarak antar gerai sekurang-kurangnya 2 km.
      Mitra tak perlu memproduksi donat. Double Dipps mengembangkan konsep central kitchen, di mana seluruh kegiatan produksi donat dilakukan di dapurnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan Sunter, Jakarta Utara. “Biasanya pengiriman produk dilakukan dua kali sehari: sekitar pukul 06.00 pagi dan 13.00 siang. “Agar dalam donat keadaan fresh pada saat sampai di gerai mitra,” ucap pria kelahiran Malang ini. P&B (AY/YIN)  | Foto-foto: Richard